Pages - Menu

Kamis, 15 Agustus 2019

cabut gigi menyebabkan kebutaan ? apakah benar ??!!!

PKL DIV keperawatan gig SD Kramas
Pemeriksaan
 Apakah Cabut Gigi Atas Menyebabkan Kebutaan?
Benarkah Cabut Gigi Mempengaruhi Saraf ?
 Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pasien terkait jalur persarafan organ yang ada di daerah kepala dan leher. Banyak saraf yang mensarafi daerah kepala ,namun terdapat saraf yang spesifik terhadap mata dan rahang atas. Di bagian kepala terdapat 12 macam saraf yaitu :
  1. Olfaktorius > Penciuman
  2. Optikus > Penglihatan
  3. Okulomotorik > Pergerakan Bola mata.
  4. Trochlearis > Pergerakan Bola Mata.
  5.  Trigeminus > Rongga Mulut dan Mata.
  6.  Abdusen > Pergerakan Bola Mata.
  7. Fasialis > Pada Otot Ekspresi wajah , perasa pada lidah depan, pendengaran.
  8. Vestibulococlearis > Pada Keseimbangan.
  9.  Glosofaringeus > pada sensasi orofaring, perasa lidah bagian belakang , otot styloparingeus.
  10. Vagus > pada oto laring , faring, sensasi pada hipofaring , jantung , paru, abdominal viscera.
  11.   Asesoris > pada otot sternokleidomastoideus, otot trapezius.
  12.  Hipoglosus > Pada pergerakan otot lidah.

 Saraf yang berhubungan dengan rongga mulut dan mata adalah saraf TRIGEMINUS. Saraf ini merupakan saraf kranial terbesar. Saraf ini disebut sebagai saraf Trigeminus karena mempunyai tiga cabang besar yaitu :
1. Saraf OFTALMIKUS (Ophthalmic branch), saraf ini bersifat sensorik , bekerja pada sensasi bola mata , anterior scalp, wajah bagian atas.
2. Saraf MAKSILARIS (maxilary branch), saraf ini bersifat sensorik, bekerja pada sensasi rongga hidung dan sinus, palatum , wajah bagian tengan dan gigi bagian atas.
3. Saraf MANDIBULARIS (mandibular brach), saraf yang memiliki sifat sensorik dan motorik bekerja pada oto pengunyahan , tensor tempani , sensasi pada telinga , rongga mulut, gigi rahang bawah dan dagu.
 Pada mata disarafi oleh saraf OFTALMIKUS. Sedangkan gigi rahang disarafi oleh saraf MAKSILARIS. Kedua saraf tersebut berbeda area kerja. Sehingga pencabutan gigi rahang atas tidak akan berpengaruh langsung pada saraf mata.
Proses Pencabutan lebih berhubungan dengan sistem pembuluh darah. Sedangkan sistem saraf berhubungan dengan obat lokal anastesi (obat bius) yaitu menghambat impuls reseptor nyeri yang dihantarkan oleh sistem saraf tersebut.
Infeksi pada gigi-gigi rahang atas dapat menyebar ke bagian lain tubuh termasuk ke daerah mata. Penjalaran infeksi dapat melalui pembuluh darah dan jaringan lunak disekitar rongga mulut, BUKAN MELALUI SARAF. Sebagai contoh, pada kasus abses (bengkak bernanah) yang disebabkan oleh gigi taring rahang atas yang berlubang dapat meluas ke area sekitar mata bahkan hingga mengakibatkan bengkak dibawah mata. 
Komplikasi yang sering terjadi pada pencabutan di rahang atas adalah terjadinya alveolar osteitis dan oroantral communication. Alveolar osteitis banyak disebabkan terlepasnya bekuan darah dari soket karena berbagai hal, sehingga luka bekas pencabutan susah untuk sembuh dan terus terasa sakit. Oroantral Communication adalah terjadinya hubungan antara sinus maksilaris dengan rongga mulut. Prosedur dalam pencabutan gigi mempengaruhi saraf maksilaris dan mandibularis dalam arti POSITIF dimana dokter gigi akan menyuntikan obat bius untuk menghentikan sinyal saraf ke otak sehingga membuat mati rasa di daerah pencabutan. Selama prosedur pencabutan dilakukan sesuai dengan standar medis yang baik, pasien tidak perlu takut untuk melakukan pencabutan gigi terutama gigi atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar